Sabtu, 26 Desember 2015

teks anekdot

ABU NAWAS MEMBELI BAJU

Pada suatu ketika di siang hari, Abu Nawas sedang kesusahan. Satu-satunya baju yg dimiliki Abu Nawas robek besar karena tersangkut kayu pintu rumahnya sendiri. Untuk memperbaiki baju itu pun, Abu Nawas malas karena robeknya lumayan besar. Lagipula baju itu sudah sangat jelek, dan banyak tambalan kecil di sana-sini. Sedang untuk beli baju baru, Abu Nawas tidak punya uang. Tapi Abu Nawas tidak kehilangan akal.
Sorenya, Abu Nawas pergi ke toko pakaian. Dipilihnya salah satu baju yg agak mahal. Tapi dia memilih warna yg tidak disukainya serta motif yg norak. Dibawanya baju itu ke sang penjual. “Baju ini bagus bahannya tapi aku tidak suka warna dan motifnya, bisakah kau carikan aku yg lain?”kata Abu Nawas.
Walaupun agak pesimis melihat tampilan Abu Nawas, si penjual tetap dgn ramah tersebut dan pura-pura menimbang-nimbang. “Hmmm… boleh juga. Baiklah, kalo begitu aku tukar saja baju ini dengan baju itu“, sambil meletakkan baju yg tidak disukainya sembari mengambil baju yg ditawarkan si penjual, “apa boleh?” Tanya Abu Nawas. Karena si penjual tidak yakin Abu Nawas akan mampu membayar baju yg mahal itu, tentu saja si penjual dengan senang hati mengijinkan.
 Terima kasih, tolong dibungkuskan ya“, kata Abu Nawas tanpa menawar lagi.
Si penjual pun dgn sigap membungkus baju tersebut dan menyerahkannya pada Abu Nawas. Lalu si penjual meminta uang pembayaran pada Abu Nawas.
 Loh, kenapa aku harus membayar baju ini?“, Abu Nawas pura-pura protes.
Tuan kan sepakat beli baju ini, ya harus bayar“, jawab si penjual, agak bingung.
Begini ya… tadi aku kan mau beli baju kuning itu, tapi aku tidak suka warnanya dan kau mengijinkan aku untuk menukarnya dengan baju putih ini“, Abu Nawas beralasan.
Iya… berarti Tuan harus bayar baju putih ini.“jawab si penjual. “Lah… baju putih ini kan sudah aku tukarkan dengan baju yg kuning tadi, kenapa harus bayar lagi?“bantah Abu Nawas. “Iya… tapi… baju yg kuning tadi juga belum Tuan bayar“, si penjual jadi agak bingung. “Loh… kenapa aku harus bayar baju kuning itu? Kan aku tidak jadi beli itu. Kenapa aku harus bayar barang yg tidak jadi aku beli?“Abu Nawas beralasan lagi. “Nah, berarti Tuan bayar baju putih ini.“kata si penjual. Lalu Abu Nawas menjawab.“Bagaimana sih? Baju putih ini kan sudah aku tukarkan dgn baju kuning tadi!“.
Si penjual pun kebingungan. Dengan santai dan senyum simpul, Abu Nawas meninggalkan toko pakaian dan penjualnya sambil membawa bungkusan baju putih di tangan yg diperolehnya secara gratis.


STRUKTUR TEKS ANEKDOT

Abstaksi
Pada siang hari abu nawas sedang kesusahan karena bajunya robek besar dan banjunya sudah jelek.(Paragraf 1)
Orientasi
Pada sore hari Abu Nawas pergi ke toko pakaian. Kemudian dia mengambil baju yg agak mahal dan yang tidak disukainya.(Paragraf 2)
Krisis
Abu Nawas tidak mau membayar baju berwarna putih, karena dia telah menukarnya dengan baju berwarna kuning.(Patagraf 5)
Reaksi
Penjual merasa bingung.(Paragraf 6)
Koda
Dengan santai dan senyum simpul, Abu Nawas meninggalkan toko pakaian dan membawa baju yg diperolehnya secara gratis.(Paragraf 6)

HAL YANG MENARIK
Akal Abu Nawas yang malas menjahit bajunya yang sudah robek besar sehingga dia berkeinginan ke toko baju untuk mengelabui penjual baju yang aslinya pengen gratis…

HAL YANG LUCU
Loh, kenapa aku harus membayar baju ini?“, Abu Nawas pura-pura protes.
Tuan kan sepakat beli baju ini, ya harus bayar“, jawab si penjual, agak bingung.
Begini ya… tadi aku kan mau beli baju kuning itu, tapi aku tidak suka warnanya dan kau mengijinkan aku untuk menukarnya dengan baju putih ini“, Abu Nawas beralasan.
Iya… berarti Tuan harus bayar baju putih ini.“jawab si penjual. “Lah… baju putih ini kan sudah aku tukarkan dengan baju yg kuning tadi, kenapa harus bayar lagi?“bantah Abu Nawas. “Iya… tapi… baju yg kuning tadi juga belum Tuan bayar“, si penjual jadi agak bingung. “Loh… kenapa aku harus bayar baju kuning itu? Kan aku tidak jadi beli itu. Kenapa aku harus bayar barang yg tidak jadi aku beli?“Abu Nawas beralasan lagi. “Nah, berarti Tuan bayar baju putih ini.“kata si penjual. Lalu Abu Nawas menjawab.“Bagaimana sih? Baju putih ini kan sudah aku tukarkan dgn baju kuning tadi!“.

AMANAH
Jangan seperti Abu Nawas yang malas dan pandai akalnya untuk mengelabui penjual toko pakaian. Hal seperti ini merupakan contoh yang tidak baik.


KORUPTOR INDONESIA VS MALAYSIA

Seorang pejabat asal Indonesia sebut saja namanya Wibowo mendapat undangan dari seorang pejabat pemerintahan Malaysia. Saat tiba di Malaysia Wibowo dijamu, dihibur dan diajak mengelilingi rumah megah milik sang tuan rumah. Saat ngobrol, Wibowo iseng-iseng bertanya, “Wah kamu pejabat biasa, tapi ko biasa punya rumah megah begini ya?” Sang pejabat Malaysia ini pun tersenyum, lalu mengajak Wibowo ke dekat jendela dan menunjuk keluar, “Kamu lihat jembatan besar di sebelah sana?” ucapnya. Wibowo mengangguk. “Nah, dari jembatan itu saja aku dapat 10 persen” katanya sambil mengedipkan mata dan menepuk dadanya. Wibowo mengangguk-angguk.
Sebulan kemudian, pejabat dari Malaysia itu melakukan kunjungan balasan ke Indonesia. Setelah menikmati jamuan dan hiburan, sang pejabat Malaysia itu diajak ke rumah Wibowo. Dia sangat terkejut melihat rumah Wibowo yang bagaikan istana raja: Vila megah lengkap dengan kolam renang, lapangan tenis, helipad dan lapangan golf pribadi serta sembilan mobil mewah “Wah kamu pejabat biasa tapi kamu lebih hebat! Rumah kamu kayak istana begini? Jauh lebih megah dibanding rumah saya “kata pejabat Malaysia tersebut sambil terheran-heran. Wibowo kemudian mengajaknya mendekat ke jendela lalu menujuk keluar sambil berkata “kamu melihat gedung berlantai 25 disana, penjabat Malaysia ini pun mencari gedung  yang ditunjuk oleh Wibowo,tetapi dia tak melihat ya. “Mana? gak ada gedung disana?”. Wibowo mengedipkan mata sambil menutup dada,” ya gak ada, wong duwet ya 100 persen masuk ke kantong saya.

STRUKTUR TEKS ANEKDOT
Abstraksi:
Seorang pejabat asal Indonesia sebut saja namanya Wibowo mendapat undangan dari seorang pejabat pemerintahan Malaysia.
Orientasi:
Saat ngobrol, Wibowo iseng-iseng bertanya, “Wah kamu pejabat biasa, tapi ko biasa punya rumah megah begini ya?”
Krisis:
“Kamu lihat jembatan besar di sebelah sana?” ucapnya. Wibowo mengangguk. “Nah, dari jembatan itu saja aku dapat 10 persen” katanya sambil mengedipkan mata dan menepuk dadanya. Wibowo mengangguk-angguk.
Reaksi:
Sebulan kemudian, pejabat dari Malaysia itu melakukan kunjungan balasan ke Indonesia. Setelah menikmati jamuan dan hiburan, sang pejabat Malaysia itu diajak ke rumah Wibowo. Dia sangat terkejut melihat rumah Wibowo yang bagaikan istana raja: Vila megah lengkap dengan kolam renang, lapangan tenis, helipad dan lapangan golf pribadi serta sembilan mobil mewah “Wah kamu pejabat biasa tapi kamu lebih hebat! Rumah kamu kayak istana begini? Jauh lebih megah dibanding rumah saya “kata pejabat Malaysia tersebut sambil terheran-heran.
Koda:
“kamu melihat gedung berlantai 25 disana, penjabat Malaysia ini pun mencari gedung  yang ditunjuk oleh Wibowo,tetapi dia tak melihat ya. “Mana ? gak ada gedung disana?”. Wibowo mengedipkan mata sambil menutup dada,” ya gak ada, wong duwet ya 100 persen masuk ke kantong saya.

HAL YANG MENARIK:
Untuk menyindir para pejabat Indonesia yang mengambil uang Negara untuk kepentingannya sendiri tanpa mempertanggung jawabkannya akibatnya dan juga kesejahteraan rakyatnya.

HAL YANG LUCU:
Wibowo kemudian mengajaknya mendekat ke jendela lalu menujuk keluar sambil berkata “kamu melihat gedung berlantai 25 disana, penjabat Malaysia ini pun mencari gedung  yang ditunjuk oleh Wibowo,tetapi dia tak melihat ya. “Mana? gak ada gedung disana?”. Wibowo mengedipkan mata sambil menutup dada,” ya gak ada, wong duwet ya 100 persen masuk ke kantong saya.

AMANAH :
Jangan kita meniru para pejabat kita yang mengambil uang Negara tanpa mempertanggung jawabkannya. Bersikap jujur lebih baik!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar