ABU NAWAS
MEMBELI BAJU
Pada
suatu ketika di siang hari, Abu Nawas sedang kesusahan. Satu-satunya baju yg
dimiliki Abu Nawas robek besar karena tersangkut kayu pintu rumahnya sendiri.
Untuk memperbaiki baju itu pun, Abu Nawas malas karena robeknya lumayan besar.
Lagipula baju itu sudah sangat jelek, dan banyak tambalan kecil di sana-sini.
Sedang untuk beli baju baru, Abu Nawas tidak punya uang. Tapi Abu Nawas tidak
kehilangan akal.
Sorenya,
Abu Nawas pergi ke toko pakaian. Dipilihnya salah satu baju yg agak mahal. Tapi
dia memilih warna yg tidak disukainya serta motif yg norak. Dibawanya baju itu
ke sang penjual. “Baju ini bagus bahannya tapi aku tidak suka warna dan
motifnya, bisakah kau carikan aku yg lain?”kata Abu Nawas.
Walaupun
agak pesimis melihat tampilan Abu Nawas, si penjual tetap dgn ramah tersebut dan
pura-pura menimbang-nimbang. “Hmmm… boleh juga. Baiklah, kalo begitu aku
tukar saja baju ini dengan baju itu“, sambil meletakkan baju yg tidak
disukainya sembari mengambil baju yg ditawarkan si penjual, “apa boleh?”
Tanya Abu Nawas. Karena si penjual tidak yakin Abu Nawas akan mampu membayar
baju yg mahal itu, tentu saja si penjual dengan senang hati mengijinkan.
“Terima kasih, tolong dibungkuskan ya“,
kata Abu Nawas tanpa menawar lagi.
Si
penjual pun dgn sigap membungkus baju tersebut dan menyerahkannya pada Abu
Nawas. Lalu si penjual meminta uang pembayaran pada Abu Nawas.
“Loh, kenapa aku harus membayar baju ini?“,
Abu Nawas pura-pura protes.
“Tuan
kan sepakat beli baju ini, ya harus bayar“, jawab si penjual, agak bingung.
“Begini
ya… tadi aku kan mau beli baju kuning itu, tapi aku tidak suka warnanya dan kau
mengijinkan aku untuk menukarnya dengan baju putih ini“, Abu Nawas
beralasan.
“Iya…
berarti Tuan harus bayar baju putih ini.“jawab si penjual. “Lah… baju
putih ini kan sudah aku tukarkan dengan baju yg kuning tadi, kenapa harus bayar
lagi?“bantah Abu Nawas. “Iya… tapi… baju yg kuning tadi juga belum Tuan
bayar“, si penjual jadi agak bingung. “Loh… kenapa aku harus bayar baju
kuning itu? Kan aku tidak jadi beli itu. Kenapa aku harus bayar barang yg tidak
jadi aku beli?“Abu Nawas beralasan lagi. “Nah, berarti Tuan bayar baju
putih ini.“kata si penjual. Lalu Abu Nawas menjawab.“Bagaimana sih? Baju
putih ini kan sudah aku tukarkan dgn baju kuning tadi!“.
Si
penjual pun kebingungan. Dengan santai dan senyum simpul, Abu Nawas
meninggalkan toko pakaian dan penjualnya sambil membawa bungkusan baju putih di
tangan yg diperolehnya secara gratis.
STRUKTUR TEKS ANEKDOT
Abstaksi
|
Pada
siang hari abu nawas sedang kesusahan karena bajunya robek besar dan banjunya
sudah jelek.(Paragraf 1)
|
Orientasi
|
Pada
sore hari Abu Nawas pergi ke toko pakaian. Kemudian dia mengambil baju yg
agak mahal dan yang tidak disukainya.(Paragraf 2)
|
Krisis
|
Abu
Nawas tidak mau membayar baju berwarna putih, karena dia telah menukarnya
dengan baju berwarna kuning.(Patagraf 5)
|
Reaksi
|
Penjual
merasa bingung.(Paragraf 6)
|
Koda
|
Dengan
santai dan senyum simpul, Abu Nawas meninggalkan toko pakaian dan membawa
baju yg diperolehnya secara gratis.(Paragraf 6)
|
HAL
YANG MENARIK
Akal Abu Nawas yang malas menjahit
bajunya yang sudah robek besar sehingga dia berkeinginan ke toko baju untuk mengelabui
penjual baju yang aslinya pengen gratis…
HAL
YANG LUCU
“Loh,
kenapa aku harus membayar baju ini?“, Abu Nawas pura-pura protes.
“Tuan
kan sepakat beli baju ini, ya harus bayar“, jawab si penjual, agak bingung.
“Begini
ya… tadi aku kan mau beli baju kuning itu, tapi aku tidak suka warnanya dan kau
mengijinkan aku untuk menukarnya dengan baju putih ini“, Abu Nawas
beralasan.
“Iya…
berarti Tuan harus bayar baju putih ini.“jawab si penjual. “Lah… baju
putih ini kan sudah aku tukarkan dengan baju yg kuning tadi, kenapa harus bayar
lagi?“bantah Abu Nawas. “Iya… tapi… baju yg kuning tadi juga belum Tuan
bayar“, si penjual jadi agak bingung. “Loh… kenapa aku harus bayar baju
kuning itu? Kan aku tidak jadi beli itu. Kenapa aku harus bayar barang yg tidak
jadi aku beli?“Abu Nawas beralasan lagi. “Nah, berarti Tuan bayar baju
putih ini.“kata si penjual. Lalu Abu Nawas menjawab.“Bagaimana sih? Baju
putih ini kan sudah aku tukarkan dgn baju kuning tadi!“.
AMANAH
Jangan seperti Abu Nawas yang malas dan
pandai akalnya untuk mengelabui penjual toko pakaian. Hal seperti ini merupakan
contoh yang tidak baik.
KORUPTOR INDONESIA VS MALAYSIA
Seorang pejabat asal Indonesia sebut
saja namanya Wibowo mendapat undangan dari seorang pejabat pemerintahan
Malaysia. Saat tiba di Malaysia Wibowo dijamu, dihibur dan diajak mengelilingi
rumah megah milik sang tuan rumah. Saat ngobrol, Wibowo iseng-iseng bertanya,
“Wah kamu pejabat biasa, tapi ko biasa punya rumah megah begini ya?” Sang
pejabat Malaysia ini pun tersenyum, lalu mengajak Wibowo ke dekat jendela dan
menunjuk keluar, “Kamu lihat jembatan besar di sebelah sana?” ucapnya. Wibowo
mengangguk. “Nah, dari jembatan itu saja aku dapat 10 persen” katanya sambil
mengedipkan mata dan menepuk dadanya. Wibowo mengangguk-angguk.
Sebulan kemudian, pejabat dari Malaysia
itu melakukan kunjungan balasan ke Indonesia. Setelah menikmati jamuan dan
hiburan, sang pejabat Malaysia itu diajak ke rumah Wibowo. Dia sangat terkejut
melihat rumah Wibowo yang bagaikan istana raja: Vila megah lengkap dengan kolam
renang, lapangan tenis, helipad dan lapangan golf pribadi serta sembilan mobil mewah
“Wah kamu pejabat biasa tapi kamu lebih hebat! Rumah kamu kayak istana begini? Jauh
lebih megah dibanding rumah saya “kata pejabat Malaysia tersebut sambil
terheran-heran. Wibowo kemudian mengajaknya mendekat ke jendela lalu menujuk
keluar sambil berkata “kamu melihat gedung berlantai 25 disana, penjabat
Malaysia ini pun mencari gedung yang
ditunjuk oleh Wibowo,tetapi dia tak melihat ya. “Mana? gak ada gedung disana?”.
Wibowo mengedipkan mata sambil menutup dada,” ya gak ada, wong duwet ya 100
persen masuk ke kantong saya.
STRUKTUR
TEKS ANEKDOT
Abstraksi:
Seorang pejabat asal Indonesia sebut
saja namanya Wibowo mendapat undangan dari seorang pejabat pemerintahan
Malaysia.
Orientasi:
Saat ngobrol, Wibowo iseng-iseng
bertanya, “Wah kamu pejabat biasa, tapi ko biasa punya rumah megah begini ya?”
Krisis:
“Kamu lihat jembatan besar di sebelah
sana?” ucapnya. Wibowo mengangguk. “Nah, dari jembatan itu saja aku dapat 10
persen” katanya sambil mengedipkan mata dan menepuk dadanya. Wibowo mengangguk-angguk.
Reaksi:
Sebulan kemudian, pejabat dari Malaysia
itu melakukan kunjungan balasan ke Indonesia. Setelah menikmati jamuan dan
hiburan, sang pejabat Malaysia itu diajak ke rumah Wibowo. Dia sangat terkejut
melihat rumah Wibowo yang bagaikan istana raja: Vila megah lengkap dengan kolam
renang, lapangan tenis, helipad dan lapangan golf pribadi serta sembilan mobil
mewah “Wah kamu pejabat biasa tapi kamu lebih hebat! Rumah kamu kayak istana
begini? Jauh lebih megah dibanding rumah saya “kata pejabat Malaysia tersebut
sambil terheran-heran.
Koda:
“kamu melihat gedung berlantai 25
disana, penjabat Malaysia ini pun mencari gedung yang ditunjuk oleh Wibowo,tetapi dia tak
melihat ya. “Mana ? gak ada gedung disana?”. Wibowo mengedipkan mata sambil
menutup dada,” ya gak ada, wong duwet ya 100 persen masuk ke kantong saya.
HAL
YANG MENARIK:
Untuk menyindir para pejabat Indonesia
yang mengambil uang Negara untuk kepentingannya sendiri tanpa mempertanggung
jawabkannya akibatnya dan juga kesejahteraan rakyatnya.
HAL
YANG LUCU:
Wibowo kemudian mengajaknya mendekat ke
jendela lalu menujuk keluar sambil berkata “kamu melihat gedung berlantai 25
disana, penjabat Malaysia ini pun mencari gedung yang ditunjuk oleh Wibowo,tetapi dia tak
melihat ya. “Mana? gak ada gedung disana?”. Wibowo mengedipkan mata sambil
menutup dada,” ya gak ada, wong duwet ya 100 persen masuk ke kantong saya.
AMANAH
:
Jangan kita meniru para pejabat kita
yang mengambil uang Negara tanpa mempertanggung jawabkannya. Bersikap jujur
lebih baik!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar